David Bobihoe Akib, Bupati Gorontalo periode sekarang memelopori program yang dinamakan "government mobile". Well, dari sisi bahasa bisa dibilang agak salah susunannya kalau pengertian yang dimaksud adalah "pemerintahan berjalan" (harusnya kan mobile government).
Tapi Pak David mengatakan dengan nada bercanda, "Kalau orang Barat bilangnya mobile government, kita merakyat saja dengan bilang government mobile"
Strategi "merampas bola", bukan cuma menjemput bola yang diterapkan bupati ini demi memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakatnya. Tiap regu di pemerintahan, mulai dari kabupaten, kecamatan, sampai kelurahan dibentuk tim yang khusus menangani dua-tiga daerah di Gorontalo agar perangkat pemerintah fokus terhadap penyelesaian masalah yang terjadi di daerah-daerah tersebut. Cara ini menurut Pak David jauh lebih efektif dibandingkan dengan hanya memantau dari balik meja.
Setiap akhir pekan, beliau pasti mengunjungi daera-daerah tanggung jawabnya untuk meninjau langsung.
Pemerintah kayak gini nih yang dimaui rakyat : turun langsung ke jalan!!
Lain lagi versi kepemimpinan seorang Bupati Jombang, Drs. H. Suyanto. Dengan program Puskesmas Idaman Idolaku dan Rumah Sakit Cinta Kasih. Kepedulian di bidang kesehatan ini diwujudkan melalui program tersebut. Image puskesmas dan rumah sakit daerah yang sering dipandang sebelah mata diperbaiki dengan merekrut banyak dokter spesialis agar mengabdi pada puskesmas dan RSD tersebut. Selain itu, puskesmas ini punya ruang ICU. Man, hal yang langka banget puskesmas di Indonesia punya ICU!
Tiga, Bupati Lamongan, yang mencanangkan program belajar Bahasa Mandarin mulai dari sekolah dasar. Kebayang gak sih lo, mungkin masih ada orang2 yang gak tau Lamongan di mana, eh tau2 ada orang yang udah ngejalanin aja program pengajaran bahasa Mandarin itu di sana. Daerah yang mungkin buat beberapa orang merupakan daerah antah-barantah.
Itu beberapa cerita perjuangan beberapa pemimpin bangsa yang menginspirasi saya untuk "berusaha selalu memberikan yang terbaik pada rakyat dan negara dengan cara yang lo bisa lakukan".
Jadi, belajar baik, kerja keras, berikan yang terbaik!
cheers!
Hidup Indonesia!
Jumat, 22 Januari 2010
Minggu, 10 Januari 2010
Catatan Tengah Malam
Mereka mengagumkan
Mereka inspiratif
Ternyata mereka memang pantas mendapatkan itu
Sementara saya, seorang biasa dengan kemampuan yang jauh dari kata luar biasa.
Saya malu pada diri sendiri!
Saya malu dengan segala fasilitas yang mendukung saya
Saya iri dengan mereka
Iri dengan ilmu yang mereka punya
Iri dengan kehebatan mereka!
Apa saya punya andil sehingga membiarkan mereka menjadi sehebat itu?
Saya rasa, Ya.
Bukan karena licik lantas saya berpikir seperti itu, tapi karena saya menyesal...
Menyesal telah menyia-nyiakan waktu
Menyia-nyiakan satu-satunya hal di dunia ini yang tidak sanggup diciptakan manusia.
Tapi ternyata Tuhan Mahabaik karena malam ini saya disadarkan melalui mereka,
Orang-orang hebat itu...
Mereka inspiratif
Ternyata mereka memang pantas mendapatkan itu
Sementara saya, seorang biasa dengan kemampuan yang jauh dari kata luar biasa.
Saya malu pada diri sendiri!
Saya malu dengan segala fasilitas yang mendukung saya
Saya iri dengan mereka
Iri dengan ilmu yang mereka punya
Iri dengan kehebatan mereka!
Apa saya punya andil sehingga membiarkan mereka menjadi sehebat itu?
Saya rasa, Ya.
Bukan karena licik lantas saya berpikir seperti itu, tapi karena saya menyesal...
Menyesal telah menyia-nyiakan waktu
Menyia-nyiakan satu-satunya hal di dunia ini yang tidak sanggup diciptakan manusia.
Tapi ternyata Tuhan Mahabaik karena malam ini saya disadarkan melalui mereka,
Orang-orang hebat itu...
Minggu, 03 Januari 2010
Ketidakramahan Jakarta
Minggu pagi ini sekitar jam 6, saya dalam perjalanan menuju bandara untuk berangkat ke Solo. Melewati rute Transjakarta halte Gedung Kompas-Gramedia, seorang bapak lari pagi pas di pinggir sebelah kanan jalur Transjakarta.
Pertanyaan langsung muncul di benak. Bapaknya yang nekad lari pagi di jalur busway atau pemerintah kota Jakarta yang memiliki kebijakan tidak ramah lingkungan (termasuk manusia, tanaman, dan hewan)?? Terlepas dari jalur busway yang di beberapa ruas jalan memang mengurangi lahan hijau terbuka.
Kurangnya ruang terbuka publik mungkin salah satu alasan mengapa bapak itu-dan mungkin juga masyarakat lain-beraktivitas tidak sesuai tempatnya.
Jakarta yang telah kehilangan banyak lahan terbuka hijau, membutuhkan lebih banyak barang publik semacam itu daripada ruang publik yang didominasi sektor swasta (pesatnya pembangunan pusat perbelanjaan menjadi indikator dominasi swasta). Ya, berbelanja memang merupakan kebutuhan manusia. Tapi di dalam kebutuhan itu juga masih ada skala prioritas bukan?
Mengapa tidak masyarakat yang didahulukan? Sekedar membuat taman, area hijau di banyak titik di ibukota mampu mengurangi dampak negatif polusi, dampak negatif kemacetan, dan juga masyarakat memiliki alternatif solusi rekreasi ketimbang setiap hari disuguhi pemandangan pusat perbelanjaan modern.
We are pleased to build modernity, but besides there are some things that need more than just society-friendly. Society-friendly + Modernity = good city ambience.
Let's start.
Langganan:
Postingan (Atom)