Time flies dan nggak terasa sudah hampir dua minggu sejak saya ketemu lagi dengan Yoris Sebastian. This time with his girl, Mbak Debbie, ketika mereka datang ke acara UNS Blogfest 1.0. We (Me, Angga, Toto, Yoris, Debbie) spent some hours untuk ke beberapa tempat di Solo. Pertemuan yang bikin semangat lagi, terutama karena Mas Yoris ngasih tips-tips simpel tapi kreatif buat kami. Terutama untuk Toto dan Angga (kakak tingkat saya di FE UNS) yang baru aja lulus kuliah dan sedang berburu professional job. Contohnya, bikin CV (Curriculum Vitae) yang nggak standar. Kalau biasanya CV dimulai dengan nama, tempat tangal lahir, alamat, dst, sekali-kali coba deh bikin CV dengan cerita di awal. Jadi nggak biasa seperti biasanya.
Mbak Debbie juga cerita waktu sedang interview di Hard Rock, dia malah diminta untuk menyanyi bergaya ala Lenny Kravitz, bukan sekedar wawancara seputar job skill. Mungkin karena interviewernya Mas Yoris ya?hehe.. Anyway, kita butuh kreativitas kapanpun dimanapun.
Dan yang nggak kalah penting adalah kreativitas itu juga harus sesuai tempat : Think Out of The Box, Execute Inside The Box.
(Thanks to Mbak Debbie yang udah foto kami. Nice to meet youuu. :)
Senin, 24 Mei 2010
Senin, 03 Mei 2010
Hearts And Deeds
-God doesn't judge anyone according to our bodies and appearances, but God looks into our hearts and observes our deeds.-
Quote di atas saya dapat dari posting twitter seseorang bernama Donny Dhirgantoro, penulis novel bestseller 5cm. Ya, benar. Tuhan memang tidak pernah melihat seorang manusia dari tampilan luar. Sama sekali tidak. Tuhan melihat hati dan perilaku kita sebagai manusia. Sebagai utusan Tuhan untuk menjaga bumi.
Apa yang menjadi pikiran saya saat ini adalah mengapa terkadang manusia melihat manusia lain hanya dari tampilan fisiknya saja? Bahkan, Tuhan yang memiliki segalanya pun tidak pernah melakukan itu. Tuhan adalah Sang Maha Pencipta. Dia yang memiliki kekuasaan untuk menciptakan makhluk-Nya sebagaimana yang ia kehendaki.
Terkadang klasifikasi fisik memang diperlukan di dunia nyata. Tuntutan pekerjaan misalnya. Tapi ini juga tidak berarti bahwa kita berhak menilai seseorang dari tampilan luar, bukan begitu?
Dengan pengetahuan itu, saya menyimpulkan : jika saya menghina, paling tidak memandang sebelah mata terhadap orang lain, berarti saya juga menghina Tuhan. Karena Ia lah Sang Maha Penguasa. Penguasa makhluk-makhluknya, penguasa langit dan bumi. Itu kesimpulan yang saya dapat. Apa yang saya punya sampai-sampai saya berani menghina Tuhan? Ckckck...
Well, don't take it too seriously, I don't mean to do that guys. But if you don't mind, observes it deeply with our hearts and minds. Maybe sometimes I did it too, but always remember those words to remind us. Remind that we are only human, which is imperfect. With plus and minus side of us, we can be a good human.
It's impossible to be a perfect one (perfectness only belongs to God), but there are many ways, much ways to be a good human.
Au revoir!
Quote di atas saya dapat dari posting twitter seseorang bernama Donny Dhirgantoro, penulis novel bestseller 5cm. Ya, benar. Tuhan memang tidak pernah melihat seorang manusia dari tampilan luar. Sama sekali tidak. Tuhan melihat hati dan perilaku kita sebagai manusia. Sebagai utusan Tuhan untuk menjaga bumi.
Apa yang menjadi pikiran saya saat ini adalah mengapa terkadang manusia melihat manusia lain hanya dari tampilan fisiknya saja? Bahkan, Tuhan yang memiliki segalanya pun tidak pernah melakukan itu. Tuhan adalah Sang Maha Pencipta. Dia yang memiliki kekuasaan untuk menciptakan makhluk-Nya sebagaimana yang ia kehendaki.
Terkadang klasifikasi fisik memang diperlukan di dunia nyata. Tuntutan pekerjaan misalnya. Tapi ini juga tidak berarti bahwa kita berhak menilai seseorang dari tampilan luar, bukan begitu?
Dengan pengetahuan itu, saya menyimpulkan : jika saya menghina, paling tidak memandang sebelah mata terhadap orang lain, berarti saya juga menghina Tuhan. Karena Ia lah Sang Maha Penguasa. Penguasa makhluk-makhluknya, penguasa langit dan bumi. Itu kesimpulan yang saya dapat. Apa yang saya punya sampai-sampai saya berani menghina Tuhan? Ckckck...
Well, don't take it too seriously, I don't mean to do that guys. But if you don't mind, observes it deeply with our hearts and minds. Maybe sometimes I did it too, but always remember those words to remind us. Remind that we are only human, which is imperfect. With plus and minus side of us, we can be a good human.
It's impossible to be a perfect one (perfectness only belongs to God), but there are many ways, much ways to be a good human.
Au revoir!
Langganan:
Postingan (Atom)